Lintang Alihan : Kembali (bagian 1)
2015
Kini
aku tak perlu lagi memburu apa yang disebut orang sebagai kebahagiaan.
Disinilah ia berada saat ini bersamaku, di suatu tempat yang biasa kusebut
rumah. Sepotong kue lapis dan secangkir teh hangat pun semakin melengkapi
definisi kata itu. Bukankah setiap orang berhak berkata kalau mereka bahagia? Tetapi
apakah mereka benar-benar bahagia? Ya, kebahagiaan memang bisa diekspresikan
dan ekspresi seseorang diharapkan membentuk persepsi yang sama bagi orang lain,
persepsi kalau orang yang dipandang itu memang benar-benar bahagia. Yang jelas,
bahagia adalah masalah rasa. Terserah ia harus diekspresikan atau tidak.
Bahagia merupakan hal yang relatif, bahagiaku belum tentu bahagiamu dan
sebaliknya.
Entah aku harus berkata apa lagi.
Mereka akhirnya disini setelah sekian lama tak bertemu. Melepas rindu yang tiada habisnya, meluapkan
tawa yang tak henti-hentinya, yang hampir menghilang selamanya. Kubiarkan
kepalaku bersenandung ria. Rasa syukur
ini karena bersamamu juga susah dilupakan, ku bahagia, ku bahagia.
Lima sekawan telah kembali dari
mimpi-mimpi mereka.
-Lintang Alihan-
Komentar
Posting Komentar