A Review : To Kill a Mockingbird (Novel)

belbuk.com
weheartit.com



Mockingbird? Apakah ceritanya sejenis dengan The Hunger Games?”, itu yang pertama kali saya pikirkan saat melihat cover novel ini (Mockingbird vs. Mockingjay, HAHA). Sebelum memastikan untuk membelinya, saya baca review di internet dan ternyata banyak yang puas. Jadi, sampailah novel ini di tangan saya beberapa bulan lalu.
To Kill a Mockingbird ini bertemakan isu sosial yang belum bisa hilang sepenuhnya dari kehidupan masyarakat. Ya, rasisme. Singkat saja, dalam novel karya Harper Lee ini diceritakan bagaimana Atticus (yang berprofesi sebagai pengacara) membela seorang kulit hitam atas dugaan kasus pemerkosaan dan kehidupannya yang berubah setelah ia memutuskan mengambil kasus tersebut. Nah, yang menarik adalah kita diajak melihat berbagai kisah dalam novel ini melalui sudut pandang Scout, anak Atticus yang berusia 8 tahun, sehingga novel yang sebenarnya bahasannya cukup berat ini terasa lebih ringan. Selain itu, yang membuat saya tertarik lagi adalah ketika Harper Lee menyajikan penyelesaian yang memang realistis, bukan penyelesaian yang ‘seharusnya seperti ini’.
Tbh, saya merasa lumayan bosan pada bagian awal dan berkali-kali berpikir “kok aneh”. Ternyata cerita bagian awal itu terdapat kaitannya dengan bagian akhir. Jadi, bersabar saja, mungkin karena sudut pandang yang digunakan juga. Kita harus sabar dengan kepolosan Scout agar tidak bosan XD.




















Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERBEDAAN ANTARA PARAGRAF NARASI, EKSPOSISI, DAN DESKRIPSI

#dirumahaja: Harga Sebuah Percaya (A Review)

#myhappinessproject : About Pare