A Review : Negeri Van Oranje (Film)


              Negeri Van Oranje adalah sebuah film yang diangkat dari novel dengan judul yang sama karya Wahyuningrat, Adept Widiarsa, Nisa Riyadi, serta Rizki Pandu Permana, menampilkan Tatjana Saphira (Lintang),  Chicco Jerikho (Geri), Abimana Aryasatya (Wicak),  Arifin Putra (Banjar), dan Ge Pamungkas (Daus) sebagai pemain utama.
            Film ini menceritakan kisah lima bersahabat (Lintang, Geri, Wicak, Banjar, dan Daus) ketika mereka menempuh studi master di Belanda. Awalnya, pertemuan terjadi secara tak sengaja hingga mereka bisa saling mengenal dan akhirnya menjadi sahabat. Tak disangka, persahabatan tersebut berujung menjadi rasa suka pada perempuan yang sama, yaitu Lintang. Lintang pun harus memilih satu diantara keempat sahabatnya itu.
            Cerita diawali dengan Lintang yang sedang mempersiapkan pernikahannya. Disini, penonton sudah diberi twist siapa diantara empat orang itu yang dipilih Lintang. Hmm.. jika melihat siapa pemainnya, Lintang memang layak untuk diperebutkan. Kemudian flashback ketika mereka berada di Praha untuk berkumpul dan flashback lagi pada saat mereka pertama kali bertemu di Belanda hingga menjadi sahabat. Alur yang disajikan terkesan kurang rapi karena penonton diajak bolak balik untuk mengikuti ceritanya. Seharusnya bisa dibuat menjadi lebih simple. Untung saja ada pembacaan narasi yang menolong kita untuk lebih memahami isi cerita.
            Di sepanjang cerita, kita akan diperlihatkan berbagai keindahan negeri Belanda yang benar-benar bisa membuat mulut menganga. Semua tampilan visual di film ini tampak segar untuk dilihat. Namun, hal itu membuat film ini seperti hanya mengandalkan keindahan Belanda saja,  cerita yang disajikan masih sekedar ‘kulitnya’.  Persahabatannya kurang  diexplore  secara mendalam. Konfliknya pun menjadi kurang greget.  Fokus penonton hanya menebak siapa kira-kira yang akan dinikahi Lintang dan sebenarnya itu mudah, apalagi ketika mengetahui siapa Geri sebenarnya. Saingan pun berkurang.
            Walaupun ceritanya agak dangkal, bisa sedikit tertutupi dengan akting para pemainnya. Tatjana Saphira berhasil memerankan Lintang sebagai sosok good girl yang layak untuk diperebutkan, namun ada beberapa dialog yang sebenarnya dia harus lebih ekspresif  dan memberikan penekanan agar suasana menjadi seperti yang diharapkan, tidak flat. Chicco Jerikho, ya.. dia cocok memerankan Geri sebagai eksekutif muda yang penuh wibawa dan berhasil mengecoh penonton dengan karakternya itu, hmm.. walaupun terasa ganjil seorang Chicco memerankan lelaki yang mempunyai kelainan. Abimana Aryasatya sebagai Wicak, the calm and coolest. Setiap dialog yang diucapkannya terasa dalam dan bernyawa. Dia sedikit bicara, tetapi sekali bicara bisa membuat penonton langsung terkagum-kagum. Arifin Putra sebagai Banjar, the alay-est one. Ia berhasil menjadi orang ter-alay diantara yang lainnya. Ge Pamungkas sebagai Daus, yang paling pintar diantara yang lainnya, namun kekonyolan menutupi kepintarannya. Cocok sekali peran Daus diberikan pada  Ge Pamungkas. Sepanjang film, Ge Pamungkas dan Arifin Putra berhasil menjadi sumber tawa bagi penonton.
            Film Negeri Van Oranje bisa memenuhi ekspektasi bagi penonton yang ingin melihat keindahan Belanda secara lebih jauh. Aktor aktrisnya pun patut untuk ditonton dan cukup menghibur. Jika dilihat dari segi cerita memang masih kurang. Hal ini sudah menjadi masalah umum bagi  perfilman Indonesia. Mereka harus memperhatikan inti dan isi cerita, tidak hanya menjual tempat dan ketenaran pemain atau sekedar yang penting laku di pasaran. (D)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERBEDAAN ANTARA PARAGRAF NARASI, EKSPOSISI, DAN DESKRIPSI

#dirumahaja: Harga Sebuah Percaya (A Review)

#myhappinessproject : About Pare