Ilalang dan Sajaknya
Dalam diam yang tak beranjak
Ilalang merangkai sajak
Tentang Hujan, Langit, dan Awan
“tentang perkawanan”
Senyumnya
Ilalang berkisah Hujan
Hujan.
Seperti sendu saja nama itu.
Hujan memang sedang bersendu.
Menahan rindu.
Lamanya tak jumpa Ilalang.
Hujan sangat bersendu.
Tak tahu kepada siapa
mengadu.
Langit tak mau mendengar.
Awanpun tak lagi bisa.
Hujan ingin berlari saja.
Meninggalkan Langit, memburu kedamaian.
Namun, Hujan tahu.
Mereka pernah satu.
Hujan, Langit, dan Awan.
Mereka pernah berkawan. Dulu.
Ilalang berkisah
Langit
Langit.
Yang sungguh luas.
Langit tersenyum puas.
Ia kembali berkuasa.
Menjadi Langit Sang Adikuasa.
Langit tak lagi peduli
Pada Hujan ataupun Awan.
Langit telah bahagia.
Sendiri.
Langit sekarang tak perlu berkawan.
Hanya kenangan yang perlahan menghilang.
Tentang Awan dan Hujan.
Ilalang berkisah Awan
Awan.
Sayang sekali, ia telah mati.
Dibunuh Langit.
“Hujan takkan pernah ada tanpa Langit dan Awan”
Ilalang mengakhiri sajak itu.
Tepat saat hujan mulai membasahinya.
Ia menatap langit dan kembali tersenyum
“mereka masih berdamai”
-D-
-D-
Komentar
Posting Komentar