Lintang Alihan : Sketsa Senja (bagian 2)
2015,
seminggu sebelum pertemuan
Aku tak ingin
meninggalkan kalian tanpa jejak.
Ya, aku sengaja menulis
ini.
Kalau-kalau aku tak
bisa bersama kalian lagi.
Kecuali jika Tuhan
berkehendak lain, nyawaku akan tetap tinggal.
Dan aku bisa bersua
dengan kalian, mimpi-mimpi nyataku.
Aku hanya bisa membiarkan
waktu memberi kepastian.
Karena ia tak pernah
membual.
Inilah sketsa senjaku,
kawan.
Kutulis dibawah
semburat kemerahan langit sebelum ia berubah jadi kelam.
Dan sebelum mata ini
tak bisa membuka lagi.
Kutitip rindu di setiap
goresan kata, namun aku tak berharap ia tersampaikan.
Aku masih ingin bersama
kalian, kawan.
Menata kembali
impian-impian lama kita.
Untuk merangkai masa
depan kita, bersama.
Hah, tak terasa air
mataku kini mulai menetes, memohon kepada-Nya agar aku diberi lebih waktu.
Bagaimana lagi, waktu
yang mungkin banyak disia-siakan orang, kini menjadi sangat berharga bagi
orang-orang sepertiku.
Maafkan aku karena
pergi begitu saja.
Membuat kalian menerka
apa yang telah terjadi.
Disinilah aku sekarang.
Berjuang melawan sesuatu
yang tak seorangpun ingin memilikinya.
Yang
selalu merindukan,
Sekar
Kinanthi
Komentar
Posting Komentar