Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2015

yang me(layu)

Gambar
        dia yang mulai lelah menyimpan angan kosongnya tentang dirimu. dia telah kalah dan menyerah.   sudahlah. dia terluka oleh pesonamu. pergilah. menghilang. dia harus berdiri memungut jiwanya merekahkan kembali senyumnya. dan membiarkan dirimu memudar. tak lagi berpijar. kau bunga di hatinya. dan kau mulai layu. -D-

Lintang Alihan : Kembali (bagian 1)

2015 Kini aku tak perlu lagi memburu apa yang disebut orang sebagai kebahagiaan. Disinilah ia berada saat ini bersamaku, di suatu tempat yang biasa kusebut rumah. Sepotong kue lapis dan secangkir teh hangat pun semakin melengkapi definisi kata itu. Bukankah setiap orang berhak berkata kalau mereka bahagia? Tetapi apakah mereka benar-benar bahagia? Ya, kebahagiaan memang bisa diekspresikan dan ekspresi seseorang diharapkan membentuk persepsi yang sama bagi orang lain, persepsi kalau orang yang dipandang itu memang benar-benar bahagia. Yang jelas, bahagia adalah masalah rasa. Terserah ia harus diekspresikan atau tidak. Bahagia merupakan hal yang relatif, bahagiaku belum tentu bahagiamu dan sebaliknya. Entah aku harus berkata apa lagi. Mereka akhirnya disini setelah sekian lama tak bertemu. Melepas rindu yang tiada habisnya, meluapkan tawa yang tak henti-hentinya, yang hampir menghilang selamanya. Kubiarkan kepalaku bersenandung ria. Rasa syukur ini karena bersamamu juga susah dilu...

Putih.

Sayup suara hati. Kalah dengan gemuruh kepala. Yakin dalam ketidakyakinan. Seperti putih dalam lautan abu-abu. Tak terlihat. Dan sesak ini tak kunjung hilang. Masih mengendap. Tak beranjak. Dalam diam yang berkecamuk. Pengecut bila ingin mengulang lagi. Ketika semua menganggap baik-baik saja. Tapi tak ada yang pasti dalam sebuah kerelatifan. Dan tak kubiarkan harapan itu direnggut begitu saja. Berbisik dalam setiap doa adalah jalan terbaik. Lalu biarkan ia pergi jauh-jauh. -D-